" Negeri di Awan " kata yang mengandung makna sebuah tempat yang indah yang berada di tempat yang tinggi atau seolah berada di awan-awan langit biru. Mungkin itu salah satu kalimat yang sedikit bisa untuk mengungkapkan arti dari kata tersebut. Salah satu temapt tersebut adalah dataran tinggi Dieng.
Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Tanjakan yang berat terbayarkan dengan keindahan pemandangan di sisi kiri kanan pegunungan. hamparan perkebunna sayur yang tertatta dengan sistem terasering membuat indahnya pegunungan Dieng. Hawa dingin dan kabut yang menyelimuti membawa misteri tersendiri dalam perjalanan. Setelah melewati berbagia tanjakan dan kelokan sampialah di Gerbang Masuk Wisata Dataran Tinggi Dieng yang mempesona. Gapura besar yag kokoh di kiri kanan membuat seakan memasuki Negeri tempat Dewa-dewi bersemayam.
Di Pintu Gerbang masuk Wisata Dieng kita berisitirahat sejenak untuk beres2 jas hujan dan sedikit makan dan minum ringan. di tempat ini bagus untuk mengambl foto karena view-nya yang menawan. Banyak muda-mudi yang berpose untuk mengambil gambar dengan latar belakang gerbang dan kedahan jalur jalan yang kiri kanannya pegunungan dan sedikit berkabut.
Setelah puas di tempat itu perjalanan dilanjutkan ke pusat dari inti Operasi Dewa-Dewi yaitu ke Obyek Wisata Datran Tinggi Dieng, sekitar 15 - 20 Menit dari Gerbang Dieng sampailah di Tempat yang dituju yaitu titik perhentia dari para wisatawan yang ingin menikmati obyek-obyek wisata di Dieng. Ditempat tersebut kita makan siang dan menccipi Jamur masakan khas dari dieng yang rasaanya aduhai punya...!
Tapi jangan pernah memesan Es Teh atau Es Jeruk karena pasti penjulanya heran karena di tempat itu dinignnya sudah seperti es..

OBYEK WISATA DIENG :
1. TELAGA WARNA (Telogo Warno)
sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung, Telaga Pengilon,
yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna
air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain
adalah yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah
rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil. Telaga Merdada,
adalah merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran
Tinggi Dieng. Airnya yang tidak pernah surut dijadikan sebagai pengairan
untuk ladang pertanian. Bahkan Telaga ini juga digunakan para pemancing
untuk menyalurkan hobi atau juga wisatawan yang sekadar berkeliling
dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.
2. KAWAH SIKIDANG
Setelah dari Telaga Warna Perjalanan dilanjutkan ke tempat yang berlubang hangat , berasap, dan berbau khas belerang... daannn inilah KAWAH SIKIDANG !! Sikidang adalah kawah di Dataran Tinggi Dieng yang paling populer dikunjungi wisatawan
karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya
gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter
inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya
berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa).

1. Candradimuka
2. Sibanteng
3. Siglagah
4. Sikendang (berpotensi gas beracun)
5. Sikidang
6. Sileri
7. Sinila (berpotensi gas beracun)
8. Timbang (berpotensi gas beracun)


Kawah Sikidang dilengkapi dengan detektor Gas Beracun yang terletak di pintu masuk ke kawasan itu untuk mengantispasi kalau terjadi gas beracun yang melebihi ambang batas untuk bisa dihirup dengan aman. karena pernah terjadi bencana yang memakan korban jiwa tetapi di Kawah Sinila.
Sinila terletak di antara Desa Batur, Desa Sumberejo, dan Desa Pekasiran, Kecamatan Batur. Kawah Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979, tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun mereka terperangkap gas racun yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila.[6] Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.
3. KOMPLEKS CANDI ARJUNA

Retribusi masuk ke Kompleks Cand ini berkisar Rp. 10.000,- per orang. Kadang sulit kita bayangkan bagaimana cara membangun Kompleks Candi di atas pegunungnan Dieng? Darimana batu-batu itu diambul bagaimana mengangkatnya sampai keatas? bagaimana bisa secara tepat dan presisi ukuran dan derajat kemiringannya? ..Lepas dari itu semua kita harus mensyukuri kekayaan dan keragaman BUdaya Indonesia yang begitu unik dan indah.
Menkmati dining dan capekdan bergaya melalui foto di kompleks candi ini memang pengalaman yang tak terlupakan. ..Dan saatnya Kita pulang... menempuh kembali rute yang aduhai sulit dan menantang.... Adios Amigoz.. hasta La VIsta Baby... gutbyaii....