Saturday, 1 March 2014

INCEPTION

Setelah Memento dan The Dark Knight, sutradara Christopher Nolan kembali datang untuk menantang setiap penonton filmnya untuk dapat menggunakan sedikit pemikiran mereka dalam mengikuti salah satu film yang paling ditunggu untuk tahun ini, Inception. Merilisnya di saat musim panas, masa di mana Hollywood biasanya cenderung untuk merilis film-film popcorn yang hadir hanya sebatas hiburan belaka, tentu akan menjadi resiko tersendiri yang harus dihadapi Nolan. Namun, apakah Inception benar-benar sekompleks yang dibayangkan oleh setiap penontonnya?
Inception adalah sebuah film action thriller yang pintar. Sangat pintar… dan sebenarnya sangat mudah untuk diikuti. Ibarat berada di dalam sebuah labirin, kunci jawaban untuk keluar dari kerumitan Inception ada pada 45 menit awal dari durasi film ini yang harus Anda perhatikan dengan sangat baik. Jika Anda tersesat dan terjebak pada adegan awal film ini dan memutuskan bahwa film ini terlalu rumit untuk Anda ikuti, maka percayalah, Inception akan menjadi sebuah labirin yang akan menjebak pemikiran Anda.
Menggunakan konsep dream within a dream (dan itu adalah potongan kata-kata kunci yang harus Anda pegang selama menyaksikan film ini), Inception mengisahkan mengenai Domm Cobb (Leonardo DiCaprio), seorang penipu yang mampu mencuri ide seseorang dengan cara memasuki alam pemikirannya ketika orang tersebut sedang berada di alam mimpi. Kemampuan unik ini sering disebut sebagai sebuah kemampuan untuk melakukan extraction. Oleh Saito (Ken Watanabe), yang kagum akan kemampuan Cobb, ia diberikan sebuah tugas yang lebih berat lagi, yakni untuk melakukan penanaman ide di pemikiran seseorang, yang lazim disebut inception.
Untuk menjalankan tugas tersebut, Cobb mengajak rekan-rekannya, Arthur (Joseph Gordon-Levitt), yang merupakan sahabat dan orang kepercayaan Cobb, dan Eames (Tom Hardy), yang memiliki kemampuan untuk menirukan karakter lain. Mereka kemudian juga merekrut Yusuf (Dileep Rao), yang memiliki kemampuan dalam mengolah bahan kimia, serta Ariadne (Ellen Page), murid dari mertua Cobb, Miles (Michael Caine), yang memiliki kemampuan yang mengagumkan dalam hal arsitektur dan ditugaskan untuk membentuk sebuah alam mimpi.
Tugas mereka kini adalah memasuki alam mimpi Robert Fischer, Jr (Cillian Murphy), seorang pewaris sebuah perusahaan, dan menanamkan pemikiran bahwa ia harus menutup perusahaan ayahnya. Sebenarnya, dengan keberadaan tim yang solid dan memiliki kapabilitas yang baik, tugas ini diyakini dapat mudah untuk dilaksanakan. Namun, alam pikiran Cobb sendiri memiliki beberapa hal tersembunyi mengenai almarhumah istrinya, Mal (Marion Cotillard), yang seringkali mengganggu pemikiran Cobb dan akhirnya mengganggu kinerjanya ketika sedang bertugas.
Itu adalah beberapa dasar cerita dari Inception yang kemudian akan dilanjutkan dengan kisah Cobb dan rekan-rekannya yang menyelami alam mimpi Fischer dan melaksanakan tugasnya. Disinilah kompleksitas cerita Nolan mulai memberikan tantangan kepada para penontonnya untuk bertahan. Di dalam alam mimpi Fischer tersebutlah Nolan memberikan kreasi beberapa lapisan alam mimpi dengan memanfaatkan perbedaan waktu antara satu lapisan dengan lapisan lainnya: satu menit di dunia nyata sama dengan sepuluh menit di lapisan mimpi pertama, satu jam di lapisan mimpi kedua dan kurun tahunan dalam lapisan mimpi ketiga.
Tidak berhenti disitu, Nolan juga menambahkan alam mimpi buangan yang disebut dengan limbo. Di bagian inilah Nolan mengeksplorasi lebih banyak mengenai kepribadian Cobb, hubungan percintaan antara Cobb dan Mal di masa lalu dan menjelaskan bagaimana sebenarnya hubungan mereka yang menyebabkan Cobb selalu dihantui oleh bayang-bayang Mal. Dapat dimengerti mengapa Nolan masih bersusah payah untuk memasukkan unsur kisah cinta yang sebenarnya tidak akan berdampak banyak pada kisah utama film ini. Kisah cinta Cobb dan Mal ada untuk semakin memperumit kepribadian Cobb – sekaligus sedikit mengalihkan perhatian para penonton dari kisah cerita utama yang sedang berjalan.
Rangkaian berbagai kejadian di tiga (pada satu titik menjadi empat) lapisan alam mimpi yang ditampilkan di saat yang bersamaan inilah yang nantinya akan menjebak beberapa penonton dan memaksa mereka untuk menggunakan pemikiran mereka lebih keras. Ini ditambah lagi penampilan visual effect dan proses editing yang luar biasa rapi, menyebabkan Inception menjadi sebuah labirin yang sangat berliku dan membuat mereka tersesat di dalam jalan cerita yang sebenarnya sangat sederhana namun dilapisi berbagai  tampilan yang membuatnya terlihat begitu kompleks dan sukar untuk dilewati.
Walaupun tampil pintar, Inception tidaklah hadir tanpa kelemahan. Christopher Nolan sepertinya sangat berfokus pada kisah usaha Cobb dan rekan-rekannya untuk menembus alam mimpi Fischer, sehingga sepertinya lupa untuk memberikan pengembangan karakter yang lebih dalam kepada setiap karakter yang ada di dalam cerita ini. Kecuali Cobb — tidak akan banyak hal yang dapat digali dan diketahui dari setiap karakter, membuat para penonton kurang dapat terhubung dengan baik dengan mereka. Tidak masalah jika Anda adalah seorang yang lebih mengutamakan tampilan luar. Namun bukankan Inception akan lebih berkesan ketika kita menjadi benar-benar peduli dan memiliki hubungan emosional mengenai apa yang terjadi pada Cobb, Arthur, Eames atau Ariadne?
Inception adalah sebuah kontender kuat di sisi teknikal, termasuk dari tata musiknya yang dikerjakan oleh Hans Zimmer. Masih ingat dengan tata musik Zimmer yang ia hasilkan untuk Sherlock Holmes dan Angels and Demons tahun lalu? Mendebarkan, menegangkan dan memacu adrenalin. Tingkatkan intensitas ketegangan tersebut sebanyak minimal tiga kali dan Anda akan mendapatkan tata musik yang dihasilkan Zimmer untuk Inception. Begitu mengisi emosi dan ketegangan dengan sangat baik di setiap adegan film ini.
Nolan tentu saja tidak akan melepaskan Anda dengan mudah walaupun telah menjejali berbagai kebingungan di pemikiran Anda selama 148 menit. Ending film ini dipastikan akan menyisakan begitu banyak tanda tanya pada setiap penontonnya. Namun perjalanan menuju bagian ending tersebut adalah yang paling berarti dari Inception. Nolan telah memberikan sebuah persembahan yang sangat apik melalui film ini. Walaupun tidak menawarkan banyak pada departemen akting – tidak berarti jajaran aktor dan aktris kelas atas di sini bermain buruk. Bagus, namun tidak istimewa – serta kurangnya unsur kejutan yang biasanya selalu ditemukan di film-film Nolan, Inception berhasil tampil sangat mengagumkan dan dipastikan akan memuaskan setiap penonton filmnya… jika mereka tidak tersesat di dalam labirin kisah film ini.

http://amiratthemovies.wordpress.com/2010/07/17/review-inception-2010/

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

KANGKUNG MEMIKAT BROKOLI

Masih seputar dunia kuliner.. pada thread kali ini ingin mencoba suatu masakan yang terdiri dari beberapa jenis bahan makanan yang lazim...