Setelah Memento dan The Dark Knight,
sutradara Christopher Nolan kembali datang untuk menantang setiap
penonton filmnya untuk dapat menggunakan sedikit pemikiran mereka dalam
mengikuti salah satu film yang paling ditunggu untuk tahun ini, Inception. Merilisnya di saat musim panas, masa di mana Hollywood biasanya cenderung untuk merilis film-film popcorn yang hadir hanya sebatas hiburan belaka, tentu akan menjadi resiko tersendiri yang harus dihadapi Nolan. Namun, apakah Inception benar-benar sekompleks yang dibayangkan oleh setiap penontonnya?
Inception adalah sebuah film action thriller
yang pintar. Sangat pintar… dan sebenarnya sangat mudah untuk diikuti.
Ibarat berada di dalam sebuah labirin, kunci jawaban untuk keluar dari
kerumitan Inception ada pada 45 menit awal dari durasi film ini
yang harus Anda perhatikan dengan sangat baik. Jika Anda tersesat dan
terjebak pada adegan awal film ini dan memutuskan bahwa film ini terlalu
rumit untuk Anda ikuti, maka percayalah, Inception akan menjadi sebuah labirin yang akan menjebak pemikiran Anda.
Menggunakan konsep dream within a dream (dan itu adalah potongan kata-kata kunci yang harus Anda pegang selama menyaksikan film ini), Inception
mengisahkan mengenai Domm Cobb (Leonardo DiCaprio), seorang penipu yang
mampu mencuri ide seseorang dengan cara memasuki alam pemikirannya
ketika orang tersebut sedang berada di alam mimpi. Kemampuan unik ini
sering disebut sebagai sebuah kemampuan untuk melakukan extraction.
Oleh Saito (Ken Watanabe), yang kagum akan kemampuan Cobb, ia diberikan
sebuah tugas yang lebih berat lagi, yakni untuk melakukan penanaman ide
di pemikiran seseorang, yang lazim disebut inception.
Untuk menjalankan tugas tersebut, Cobb
mengajak rekan-rekannya, Arthur (Joseph Gordon-Levitt), yang merupakan
sahabat dan orang kepercayaan Cobb, dan Eames (Tom Hardy), yang memiliki
kemampuan untuk menirukan karakter lain. Mereka kemudian juga merekrut
Yusuf (Dileep Rao), yang memiliki kemampuan dalam mengolah bahan kimia,
serta Ariadne (Ellen Page), murid dari mertua Cobb, Miles (Michael
Caine), yang memiliki kemampuan yang mengagumkan dalam hal arsitektur
dan ditugaskan untuk membentuk sebuah alam mimpi.
Tugas mereka kini adalah memasuki alam
mimpi Robert Fischer, Jr (Cillian Murphy), seorang pewaris sebuah
perusahaan, dan menanamkan pemikiran bahwa ia harus menutup perusahaan
ayahnya. Sebenarnya, dengan keberadaan tim yang solid dan memiliki
kapabilitas yang baik, tugas ini diyakini dapat mudah untuk
dilaksanakan. Namun, alam pikiran Cobb sendiri memiliki beberapa hal
tersembunyi mengenai almarhumah istrinya, Mal (Marion Cotillard), yang
seringkali mengganggu pemikiran Cobb dan akhirnya mengganggu kinerjanya
ketika sedang bertugas.
Itu adalah beberapa dasar cerita dari Inception
yang kemudian akan dilanjutkan dengan kisah Cobb dan rekan-rekannya
yang menyelami alam mimpi Fischer dan melaksanakan tugasnya. Disinilah
kompleksitas cerita Nolan mulai memberikan tantangan kepada para
penontonnya untuk bertahan. Di dalam alam mimpi Fischer tersebutlah
Nolan memberikan kreasi beberapa lapisan alam mimpi dengan memanfaatkan
perbedaan waktu antara satu lapisan dengan lapisan lainnya: satu menit
di dunia nyata sama dengan sepuluh menit di lapisan mimpi pertama, satu
jam di lapisan mimpi kedua dan kurun tahunan dalam lapisan mimpi ketiga.
Tidak berhenti disitu, Nolan juga menambahkan alam mimpi buangan yang disebut dengan limbo.
Di bagian inilah Nolan mengeksplorasi lebih banyak mengenai kepribadian
Cobb, hubungan percintaan antara Cobb dan Mal di masa lalu dan
menjelaskan bagaimana sebenarnya hubungan mereka yang menyebabkan Cobb
selalu dihantui oleh bayang-bayang Mal. Dapat dimengerti mengapa Nolan
masih bersusah payah untuk memasukkan unsur kisah cinta yang sebenarnya
tidak akan berdampak banyak pada kisah utama film ini. Kisah cinta Cobb
dan Mal ada untuk semakin memperumit kepribadian Cobb – sekaligus
sedikit mengalihkan perhatian para penonton dari kisah cerita utama yang
sedang berjalan.
Rangkaian berbagai kejadian di tiga (pada
satu titik menjadi empat) lapisan alam mimpi yang ditampilkan di saat
yang bersamaan inilah yang nantinya akan menjebak beberapa penonton dan
memaksa mereka untuk menggunakan pemikiran mereka lebih keras. Ini
ditambah lagi penampilan visual effect dan proses editing yang luar biasa rapi, menyebabkan Inception
menjadi sebuah labirin yang sangat berliku dan membuat mereka tersesat
di dalam jalan cerita yang sebenarnya sangat sederhana namun dilapisi
berbagai tampilan yang membuatnya terlihat begitu kompleks dan sukar
untuk dilewati.
Walaupun tampil pintar, Inception
tidaklah hadir tanpa kelemahan. Christopher Nolan sepertinya sangat
berfokus pada kisah usaha Cobb dan rekan-rekannya untuk menembus alam
mimpi Fischer, sehingga sepertinya lupa untuk memberikan pengembangan
karakter yang lebih dalam kepada setiap karakter yang ada di dalam
cerita ini. Kecuali Cobb — tidak akan banyak hal yang dapat digali dan
diketahui dari setiap karakter, membuat para penonton kurang dapat
terhubung dengan baik dengan mereka. Tidak masalah jika Anda adalah
seorang yang lebih mengutamakan tampilan luar. Namun bukankan Inception
akan lebih berkesan ketika kita menjadi benar-benar peduli dan memiliki
hubungan emosional mengenai apa yang terjadi pada Cobb, Arthur, Eames
atau Ariadne?
Inception adalah sebuah
kontender kuat di sisi teknikal, termasuk dari tata musiknya yang
dikerjakan oleh Hans Zimmer. Masih ingat dengan tata musik Zimmer yang
ia hasilkan untuk Sherlock Holmes dan Angels and Demons
tahun lalu? Mendebarkan, menegangkan dan memacu adrenalin. Tingkatkan
intensitas ketegangan tersebut sebanyak minimal tiga kali dan Anda akan
mendapatkan tata musik yang dihasilkan Zimmer untuk Inception. Begitu mengisi emosi dan ketegangan dengan sangat baik di setiap adegan film ini.
Nolan tentu saja tidak akan melepaskan
Anda dengan mudah walaupun telah menjejali berbagai kebingungan di
pemikiran Anda selama 148 menit. Ending film ini dipastikan akan menyisakan begitu banyak tanda tanya pada setiap penontonnya. Namun perjalanan menuju bagian ending tersebut adalah yang paling berarti dari Inception.
Nolan telah memberikan sebuah persembahan yang sangat apik melalui film
ini. Walaupun tidak menawarkan banyak pada departemen akting – tidak
berarti jajaran aktor dan aktris kelas atas di sini bermain buruk.
Bagus, namun tidak istimewa – serta kurangnya unsur kejutan yang
biasanya selalu ditemukan di film-film Nolan, Inception
berhasil tampil sangat mengagumkan dan dipastikan akan memuaskan setiap
penonton filmnya… jika mereka tidak tersesat di dalam labirin kisah film
ini.
http://amiratthemovies.wordpress.com/2010/07/17/review-inception-2010/
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.